Ilmu Tauhid dan Dasar-Dasarnya

Jumat, 08 November 20130 komentar

Pengertian Ilmu Tauhid

Ilmu Tauhid adalah:
"Suatu ilmu yang karenanya ada kemampuan untuk mengokohkan aqidah-aqidah agama dengan dalil-dalil yang pasti." (Al-Bajuri, Tuhfatul Murid, hal. 38).

Ilmu ini disebut dengan Ilmu Tauhid karena di dalamnya membahas tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Kadangkala Ilmu Tauhid disebut juga Ilmu Ushuluddin, karena di dalamnya dijelaskan pokok-pokok keyakinan dalam agama Islam. Ilmu ini dinamakan juga Ilmu Kalam, karena di dalamnya menjelaskan dan membuktikan keesaan Tuhan itu memerlukan pembicaraan yang benar.

Pentingnya Belajar Ilmu Tauhid

Ilmu Tauhid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap Muslim. Sebab ilmu itu menyangkut aqidah yang berkaitan dengan Islam. Sedangkan aqidah merupakan pondasi bagi keberagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara aqidah Muslim dari setiap ancaman keraguan dan kesesatan.

Kita sering kali  mendengar berbagai penyimpangan dalam berpikir, berkata dan bertindak. Hal itu terjadi karena jauhnya pemahaman yang benar tentang dasar-dasar aqidah Islam dan masalah-masalah keimanan.

Prinsip-prinsip aqidah dalam Islam dan masalah-masalah keimanan adalah ajaran yang dibawa oleh para Rasul sejak dahulu. Hal tersebut harus diyakini oleh setiap orang yang beriman sebagaimana yang diterangkan dalam firman Allah Ta'ala:

"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang sebenarnya) selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. al-Anbiya: 25).

Telah dimaklumi dalam ajaran agama bahwa semua amal shalih yang dilakukan seseorang dengan penuh ketulusan hanya akan diterima oleh Allah Ta'ala apabila didasarkan pada aqidah Islam yang benar yang dibahas di dalam Ilmu Tauhid ini. Karena penyimpangan dari aqidah yang benar berarti penyimpangan dari keimanan yang murni kepada Allah. Dan penyimpangan dari keimanan adalah bentuk kekufuran kepada Allah Swt. Sedangkan Allah Swt tidak akan menerima amal baik yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman, berapa pun banyaknya amal yang dia kerjakan. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam keadaan tidak beriman, maka mereka itulah orang yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. al-Baqarah: 217)

Share this article :

Posting Komentar

 
TEMPLATE ASWAJA| Aswaja Klaten - All Rights Reserved
Supported : MADINATULIMAN.COM | Creating Website | Johny dan Mas Themes