Amalan-Amalan Yang Pahalanya Terus Mengalir

Sabtu, 30 November 20130 komentar

Imam Muslim meriwayatkan hadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍِ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR Imam Muslim)[1]
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa ada tiga perkara yang apabila diamalkan seseorang semasa kehidupannya di dunia ini maka ia akan terus memperoleh pahala amaliahnya itu sekalipun ia telah meninggal dunia. Pertama, apabila semasa hidupnya ia selalu memberi sedekah jariyah, misalnya ia menjadi donatur pembangunan masjid, madrasah, pesantren dan sebagainya, maka pahala atas amalnya akan terus diberikan Allah padanya sekalipun ia telah meninggalkan dunia ini. Kedua, apabila dalam hidupnya ia selalu mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang, maka pahala dari amaliahnya itu akan terus mengalir padanya sekalipun ia telah wafat. Ketiga, apabila ia diamanahi oleh Allah anak, lalu ia mendidiknya dengan baik sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya sehingga si anak menjadi seorang yang shalih, maka doa-doa si anak itu untuknya akan bermanfaat baginya sekalipun ia telah meninggal dunia.
Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا ِلابْنِ السَّبِيْلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِيْ صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang Mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan dan al-Qur’an yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangun, atau rumah yang ia bangun untuk ibnu sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya di masa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal.” (HR Imam Ibnu Majah)
Pada hadits ini dijelaskan lebih banyak lagi amaliah yang dilakukan seseorang semasa hidupnya yang kemudian akan memberikan pahala baginya dan terus mengalir sekalipun ia telah meninggal dunia. Amaliah itu adalah ilmu bermanfaat yang ia ajarkan, anak shalih hasil bimbingannya yang selalu mendoakannya, al-Qur’an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia dirikan untuk ibnu sabil, sungai yang ia gali dan ia alirkan untuk kepentingan orang banyak serta sedekah jariyah yang ia keluarkan dari hartanya.
Dalam Shahih Muslim disebutkan hadits sebagai berikut:
عَنْ جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Artinya: “Dari Jarir bin Abdullah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengadakan kebiasaan yang baik dalam Islam, lalu kebiasaan baik tersebut diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat untuknya pahala sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun pahala yang mereka peroleh. Sebaliknya, barang siapa mengadakan kebiasaan yang buruk dalam Islam, lalu kebiasaan buruk tersebut diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa yang mereka peroleh sedikit pun.” (HR Imam Muslim).[2]
Kalau saat ini Anda memiliki kebiasaan baik yang selalu Anda lakukan dalam kehidupan Anda, kemudian diikuti oleh orang lain, maka Anda akan memperoleh pahala selain dari kebiasaan baik Anda juga dari perilaku baik dari orang-orang yang mencontoh kebiasaan baik Anda itu. Pahala yang Anda dapatkan bukan hanya saat Anda menjalani hidup di dunia ini, tapi juga saat Anda telah berpulang menghadap ke haribaan Allah subhanahu wa ta’ala. Hal sebaliknya pun berlaku demikian. Itulah pesan yang terkandung dalam hadits di atas.
Semua hadits di atas menjelaskan kepada kita bentuk-bentuk amaliah yang dilakukan seseorang semasa hidupnya, lalu memberi manfaat baginya setelah kematiannya tanpa pernah terputus. Nah, itu semua berasal dari amalnya sendiri. Namun ada juga amal-amal lainnya yang bukan amalnya namun bisa memberi manfaat untuk dirinya setelah kematiannya. Amal-amal tersebut adalah amal-amal yang dilakukan oleh orang-orang yang masih hidup namun karena keikhlasan mereka memohonkan kepada Allah agar manfaatnya disampaikan kepada orang yang sudah meninggal dunia itu, maka ia bisa menerima manfaat darinya, meskipun bukan amalnya sendiri.

Sumber Buku : Haramkah Tahlilan Yasinan dan Kenduri Arwah?

[1] Hadits ini sering dijadikan dalil bagi orang-orang yang mengatakan bahwa hadiah pahala itu tidak sampai dan orang yang telah meninggal dunia tidak bisa menerima manfaat dari amaliah orang yang masih hidup, namun Insya Allah jawabannya akan kami paparkan.
[2] Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Hudzaifah ra.
Share this article :

Posting Komentar

 
TEMPLATE ASWAJA| Aswaja Klaten - All Rights Reserved
Supported : MADINATULIMAN.COM | Creating Website | Johny dan Mas Themes