Untuk memberikan pemantapan terhadap
pemahaman ahlussunnah wal jama’ah di Balikpapan, Nahdlatul Ulama melalui
PCNU Balikpapan menggelar Dialog Terbuka Antara KH Muhammad Idrus Ramli asy-Syafi’i dengan Ustadz Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi seorang tokoh Wahabi. Dialog yang bertema “Internalisasi Nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA) di Era Global” ini dikemas sekaligus dengan acara bedah buku “Kiai NU atau Wahabi Yang Sesat Tanpa Sedar? Jawaban Terhadap Buku-Buku Mahrus Ali”,
yang ditulis oleh KH Muhammad Idrus Ramli bersama Habib Muhammad Syafiq
Al-’Aidrus. Dialog terbuka ini digelar di Masjid Agung At-Taqwa
Balikpapan dan diikuti oleh sekitar 1000 orang lebih.
Perlu diketahui, selama ini Ustadz
Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi yang sering mengisi kajian di Radio IDC
FM Balikpapan dalam ceramahnya di berbagai tempat dan juga melalui radio
ini tidak pernah berhenti membid’ahkan dan mensyirikkan amalan-amalan
yang khususnya dilakukan mayoritas muslim Nahdliyyin yang melakukan
istighatsah, tawassul, dan ziarah kubur. Tak ayal, warga Nahdliyyin
Balikpapan sangat menunggu kehadirannya dalam acara dialog tersebut.
Sehingga ketika Ustadz Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi diketahui
kehadirannya, suasana menjadi tegang. Para peserta menunggu apa yang
akan dibicarakan oleh kedua pembicara berbeda aliran itu.
KH Muhammad Idrus Ramli asy-Syafi’i
diberi waktu untuk mengawali dialog dengan memaparkan hakikat
istighatsah dan tawassul beserta dalil-dalilnya dari hadits-hadits
shahih dan amaliah para sahabat. Usai KH Muhammad Idrus Ramli
asy-Syafi’i, moderator memberi kesempatan dan meminta Ustadz Adzro’i
Abdusysyukur as-Salafi untuk memberikan tanggapannya.
Namun, jawaban Ustadz Adzro’i
Abdusysyukur as-Salafi ternyata tidak memuaskan. Ia justru mengaku tidak
memusyrikkan orang yang melakukan istighatsah dan tawassul, karena
dasarnya sangat kuat sebagaiman dipaparkan oleh KH Muhammad Idrus Ramli
di awal. Jawaban tersebut membuat para peserta yang hadir tertawa dan
bersorak sorai, karena selama ini memang warga Balikpapan sering
mendengar sendiri pernyataan Ustadz Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi yang
memusyrikkan istighatsah. Tetapi dalam dialog tersebut, Ustadz Adzro’i
Abdusysyukur as-Salafi justru tidak mengakuinya.
Kemudian moderator meminta tanggapan
Ustadz Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi tentang ziarah umat Islam ke makam
para auliya’ atau wali songo, apakah syirik atau tidak. Ternyata Ustadz
Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi menjawab secara diplomatis, bahwa ziarah
kubur dapat mengingatkan kita pada kematian, sehingga dibolehkan.
Akhirnya, KH Muhammad Idrus Ramli asy-Syafi’i memaparkan ziarah kubur
dalam berbagai aspeknya beserta dalil-dalilnya. Setelah KH Muhammad
Idrus Ramli asy-Syafi’i memaparkan hal ini secara detail beserta
dalil-dalilnya, Ustadz Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi segera
meninggalkan acara dan berpamitan tidak bisa melanjutkan dialog dengan
alasan ada acara lain di luar.
Melihat ulah Ustadz Adzro’i Abdusysyukur
as-Salafi yang kabur melarikan diri setelah dirinya tidak berkutik itu,
para hadirin semuanya tertawa. Selanjutnya acara dialog dilanjutkan
tanpa kehadiran pembanding dari pihak Salafi Wahabi hingga selesai.
Demikianlah sedikit ulasan jalannya
dialog terbuka antara KH Muhammad Idrus Ramli asy-Syafi’i dengan Ustadz
Adzro’i Abdusysyukur as-Salafi yang kabur melarikan diri sebelum acara
selesai. Untuk lebih jelasnya, anda dapat sendiri video acara dialog
tersbut dan silahkan anda simpulkan sendiri mana yang menurut anda
menjadi jalan pilihan terbaik. Semoga bermanfaat dan matur NUwun.
Dialog KH M. Idrus Ramli asy-Syafi’i VS Ust. Adzro’i Abdusy Syukur as-Salafi – Part 1
Dialog KH M. Idrus Ramli asy-Syafi’i VS Ust. Adzro’i Abdusy Syukur as-Salafi – Part 2
Posting Komentar