Pasal Tentang Adab-Adab Bangun Tidur

Jumat, 30 Agustus 20130 komentar



فَصْل فِي آدَابِ اْلاِسْتِيْقَاظِ مِنَ النَّوْمِ

PASAL TENTANG ADAB-ADAB BANGUN TIDUR

فَإِذَا اسْتَيْقَظْتَ مِنَ النَّوْمِ، فَاجْتَهِدْ أَنْ تَسْتَيْقِظَ قَبْلَ طُلُوْعِ الْفَجْرِ، وَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا يَجْرِيْ عَلَى قَلْبِكَ وَلِسَانِكَ ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى؛ فَقُلْ عِنْدَ ذَلِكَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْعَظَمَةُ وَالسُّلْطَانُ لِلَّهِ، وَالْعِزَّةُ وَالْقُدْرَةُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلاِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلاِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَ عَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ؛ اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ؛ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَبْعَثَنَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَنَعُوْذُ بِكَ أَنْ نَجْتِرَحَ فِيْهِ سُوْءًا أَوْ نَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ، أَوْ يَجُرَّهُ أَحَدً إِلَيْنَا؛ نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ

Jika engkau bangun dari tidur, berusahalah untuk bangun sebelum terbit fajar, dan hendaklah yang pertama kali engkau bisikkan di hatimu dan engkau ucapkan di bibirmu dzikrullah. Lalu, bacalah doa ini: [Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur, ashbahnaa wa asbahal mulku lillaah, wal ‘azhamatu was sulthaanu lillaah, wal ‘izzatu wal qudratu lillaahi rabbil ‘aalamiin, ashbahnaa ‘alaa fithratil islaam, wa ‘alaa kalimatil ikhlaas, wa ‘alaa diini nabiyyinaa muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiinaa ibraahiima haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin; Allaahumma bika ashbahnaa, wa bika amsainaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikan nusyuur; Allaahumma innaa nas-aluka an tab’atsanaa fii haadzal yaumi ilaa kulli khair, wa na’uudzubika an najtiraha fiihi suu-an au najurrahu ilaa muslim, au yajurrahu ahadan ilainaa; nas-aluka khaira haadzal yaumi wa khaira maa fiih, wa na’uudzubika min syarri haadzal yaumi wa syarri maa fiih] –Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kami kelak akan kembali.[1] Kami masuk di waktu pagi. Kerajaan adalah milik Allah. Segala keagungan[2] dan kemuliaan juga milik Allah. Segala kemegahan dan segala kekuasaan hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Kami masuk di waktu pagi dalam keadaan fitrah Islam, di atas kalimat keikhlasan, di atas agama Nabi kami Muhammad SAW, dan di atas millah Nabi Ibrahim AS yang selalu bersikap lurus lagi berserah diri. Dan sekali-kali Nabi Ibrahim itu bukanlah seorang yang musyrik.[3] Ya Allah, karena-Mu kami bertemu pagi hari, dan karena-Mu pula kami bertemu sore hari, karena-Mu kami hidup, karena-Mu kami mati, dan kepada-Mulah kami akan kembali.[4] Ya Allah, kami meminta kapada-Mu supaya engkau bangunkan kami pada hari ini untuk dapat melakukan segala kebaikan dan kami berlindung kepada-Mu dari melakukan kejahatan, atau pun mengajak saudara Muslim kepada keburukan.[5] Kami memohon kepada-Mu akan kebaikan pada hari ini dan segala kebaikan yang ada di dalamnya, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini dan segala keburukan yang ada di dalamnya.”[6]

فَإِذَا لَبِسْتَ ثِيَابَكَ فَانْوِ بِهِ امْتِثَالَ أَوَامِرِ اللهِ تَعَالَى فِيْ سَتْرِ عَوْرَتِكَ، وَاحْذَرْ أَنْ يَكُوْنَ قَصْدُكَ مِنْ لِبَاسِكَ مُرَاءَاةَ الْخَلْقِ فَتَخْسَرُ

Setelah itu, apabila engkau mengenakan pakaianmu maka hendaklah niatmu melakukannya demi melaksanakan perintah Allah untuk menutup auratmu. Dan janganlah engkau berniat mengenakan pakaian itu untuk pamer kepada mahkluk, karena hal itu akan membuatmu mendapat kerugian.


Sumber: buku Menggapai Cahaya Hidayah (Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah)

[1] HR Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Dawud dari Hudzaifah dan dari Abu Dzar ra.
[2] HR Ibnu Sunni dari Abdullah bin Abu Aufa ra.
[3] HR Ibnu Sunni, Nasa’i, Darimi, dari Abdurrahman bin Abza ra.
[4] HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud, Bukhari dalam Adabul Mufrad dan Ibnu Sunni dari Abu Hurairah ra.
[5] HR Abu Dawud dari Abu Malik ra.
[6] HR Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i dari Abdullah bin Mas’ud ra.
Share this article :

Posting Komentar

 
TEMPLATE ASWAJA| Aswaja Klaten - All Rights Reserved
Supported : MADINATULIMAN.COM | Creating Website | Johny dan Mas Themes