Pandangan KH. Hasyim Asy’ari Tentang Salafi Wahabi

Kamis, 22 Agustus 20130 komentar

Inilah pandangan Pendiri Nahdhatul Ulama, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (1292-1366 H, 1875-1947 M) Tentang Salafi Wahabi, tercantum dalam karangan beliau Risalah Ahlis Sunnah Wal Jama’ah.
ومنهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده و رشيد رضا, ويأخذون بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدى, و احمد ابن تيمية وتلمذيه ابن القيم وابن عبد الهادى , فحرموا ما اجمع المسلمون على نذبه وهو السفر لزيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم, وخالفوهم فيما ذكر وغيره , قال ابن تيمية في فتاويه : واذا سافر لاعتقاده انها اي زيارة قبر النبي صلى الله عليه وسلم طاعة كان ذلك محرما بإجماع المسلمين , فصار التحريم من الامر المقطوع به. قال العلامة الشيخ محمد بخيت الحنفي المطيعي في رسالته المسماة ” تطهير الفؤاد من دنس الاعتقاد ” : وهذا الفريق قد ابتلي المسلمون بكثير منهم سلفا وخلفا, فكانوا وصمة وثلمة فى المسلمين وعضوا فاسدا يجب قطعه حتى لا يعدى الباقى, فهو كالمحذوم يجب الفرار منه, فانهم فريق يلعبون بدينهم , يذمّون العلماء سلفا وخلفا, ويقولون : “أنهم غير معصومين فلا ينبغي تقليدهم, لا فرق في ذلك بين الاحياء والاموات”. ويطعنون عليهم ويلقون الشبهات, و يذرونها في عيون بصائر الضعفاء, لتعمي ابصارهم عن عيوب هؤلاء, يقصدون بذلك القاء العداوة و البغضاء بحلولهم الجوّ, ويسعون في الارض فسادا… يقولون على الله الكذب وهم يعلمون, يزعمون انهم قائمون بالامر بالمعروف والنهي عن المنكر, حاضون الناس على اتباع الشرع واجتناب البدع والله يشهد انهم لكاذبون…. قلت : ولعل وجهه انهم من اهل البدع و الاهواء. قال القاض عياض في الشفا : وكان معظم فسادهم على الدين, وقد يدخل في امر الدنيا بما يلقون بين المسلمين من العداوة الدينية تسري لدنياهم, قال العلامة ملاّ على القارى في شرحه : وقد حرم الله الخمر والميسر لهذه العلة, كما قال تعالى : إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ
Terjemahan :
Sebagian dari masyarakat kita terdapat kelompok yang mengikuti pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo, dan mereka mengikuti pendapat bid'ahnya Muhammad bin Abdul Wahab al – Najdi dan Ahmad bin Taimiyah dan dua muridnya yakni Ibnu al-Qoyyim dan Ibnu Abdi al-Hadi, kelompok ini secara tegas mengharamkan apa yang telah menjadi kesepakatan kaum muslimin sebagai bentuk ibadah sunnah, yakni pergi untuk menziarahi makam Rasulullah SAW. Firqoh ini secara terus menerus melakukan penentangan keras terhadap kaum muslimin atas rutinitas yang mereka jalankan.
Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Fatawanya: Ketika seseorang itu bepergian untuk ziarah, dan ia menyakini bahwasanya menziarahi makam Rasulillah Saw itu adalah merupakan perbuatan taat, maka hal itu diharamkan menurut Ijma atau konsensus para Ulama’. Konsekwensi dari pengharaman ini diharapkan menjadi sesuatu yang mampu memutuskan aktifitas tersebut.
Al-‘Allamah Syaikh Muhammad Bakhit al-Hanafi al–Mut’i di dalam kitab risalahnya yang berjudul Thahiru al-Fuad min Danasi al tiqod mengatakan: Kehadiran firqoh atau sekte-sekte pemecah belah ini memberikan cobaan tersendiri pada mayoritas kaum muslimin baik mereka yang salaf, kelompok tradisionalis maupun generasi khalaf, atau kelompok modernis, sehingga kaum muslimin ketika itu semacam tertimpa musibah keretakan dan perpecahan dikalangan mereka. Ibarat anggota tubuh terkena penyakit yang menular, kemudian ia harus memotongnya agar tidak menjalar atau menular pada anggota tubuh yang lain. Firqoh ini seolah-olah seperti penyakit lepra yang harus kita hindari sejauh mungkin.
Sungguh sekte ini merupakan segolongan kaum Muslim yang mempermainkan agama mereka sendiri, mereka mencaci maki para Ulama Salaf dan Khalaf, kelompok agama yang mempermainkan agama ini berkata : “Mereka semua para Ulama adalah bukanlah orang-orang yang ma’sum, tersucikan, terhindar dari kesalahan dan dosa, maka tidaklah selayaknya untuk taqlid kepadanya, sama saja apakah mereka saat ini masih hidup ataukah sudah wafat”.  Selalu saja mereka mencaci maki para Ulama dan mengobarkan shubhat, mereka sebarluaskan kesamaran tersebut dihadapan dhu’afa, dan mereka berupaya untuk membutakan pandangan orang-orang yang lemah agamanya tersebut atas diri mereka. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk mengobarkan permusuhan dan saling membenci, mereka berusaha mencari simpati dan popularitas sehingga dengan leluasa mereka dapat berbuat kerusakan di muka bumi.
Mereka berkata: Kebohongan harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT, padahal mereka semua mengetahui, bahwa apa yang mereka katakan adalah untuk mengelabuhi masyarakat awam, agar orang orang awam ini menyangka bahwa merekalah orang orang yang mengemban tugas Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, merekalah orang-orang yang senantiasa memotivasi dan meyakinkan kepada manusia untuk tetap mengikuti syara dan menjauhi bid’ah.
Berkaitan dengan ini Allah-lah Dzat yang menjadi saksi bahwa sesungguhnya sekte inilah yang pada hakikatnya merupakan komplotan orang-orang yang menempuh jalan bid’ah dan menuruti hawa nafsu.
Al-Qodli ‘Iyad di dalam kitab Al Syifa berkata: Kerusakan yang terbesar akibat ulah firqah ini adalah terjadinya distorsi pemahaman agama, dan kerusakan itupun merambah ke dalam persoalan-persoalan dunia sebagai akibat dari provokasi mereka terhadap kaum muslimin untuk bersengketa di dalam masalah agama yang kemudian merambat ke dalam urusan-urusan dunia.
Imam Al-‘Allamah Mullauddin Aly al Qariy mengisyaratkan problematika ini di dalam kitab syarahnya:
Sungguh Allah Ta’ala mengharamkan khomer dan perjudian karena alasan ini, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah: Sesungguhnya Syaitan bermaksud untuk mendatangkan sikap permusuhan dan saling membenci diantara kalian semua melalui khomer dan perjudian.
Risalah Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, halaman : 9-10.
Share this article :

Posting Komentar

 
TEMPLATE ASWAJA| Aswaja Klaten - All Rights Reserved
Supported : MADINATULIMAN.COM | Creating Website | Johny dan Mas Themes