Peggy Melati Sukma cukup populer di
dunia sinetron sejak tahun 90-an. Ia dikenal juga sebagai foto model,
presenter televis hingga event organizer acara-acara besar di Indonesia.
Artis kelahiran Cirebon terkenal dengan celotehannya“pusiiiinnng deh”.
Peggy memiliki segudang keberhasilan dan prestasi yang sangat gemilang
di dunia hiburan dan bisnis. Sejumlah perusahaan pun dipegangnya. Tak
banyak tahu artis ibu kota tersebut kini sudah menjalani dunia baru yang
jauh dari dunia yang digeluti sebelumnya.
Ia memaparkan kisah perjalanan menju dunia baru tersebut saat
bersilaturrahmi dengan para muslimah di Perth, Western Australia pada
Senin, 17 November 2014 lalu.
Peggy Melati Sukma memang saat ini lebih dikenal dengan dunia dakwah
Islam. Penampilannya jauh berbeda dengan penampilannya saat masih aktif
di dunia entertainment membuat para muslimah di Perth memiliki antusias
yang tinggi untuk hadir dalam acara Talk Show yang diselenggarakan
Nahdathul Ulama, Western Australia.
Peggy yang hari itu hadir dengan balutan pakaian muslimah syar’i warna
abu-abu terlihat cantik dan segar, walaupun malamnya baru tiba di Perth
dan langsung mengisi sebuah pengajian yang diadakan komunitas Muslim
Indonesia yang ada di Perth.
Dalam Talk Show tersebut, Peggy memulai kisahnya dengan menceritakan
kehidupannya selama berkecimpung di dunia entertainment selama 21 tahun.
Kehidupan yang dia isi dengan kerja keras membuahkan keberhasilan.
Selain sebagai artis dan model papan atas, Peggy juga memimpin beberapa
perusahaan yang sangat sukses. Beberapa kali juga terpilih untuk menjadi
duta negara untuk event-event internasional.
Kegiatan sosial juga tak luput dari aktivitasnya, banyak yayasan sosial
yang ia santuni sepanjang perjalanan karirnya. Sebagai pelaku bisnis,
segala bentuk bisnis ia lakukan mulai dari bisnis yang halal hingga yang
haram.
Dia mengisahkan bagaimana kegigihannya mulai mengambil sekolah khusus di
Manchester untuk memproduksi alkohol, sampai dia bisa membuka bisnis
bar di sebuah kawasan di Jakarta yang seharusnya tidak bisa dilakukan.
Tapi seorang Peggy bisa melakukan karena dalam mencapai keinginannya
semua selalu dia lakukan walaupun harus melanggar aturan agama.
Semua pencapaian itu ternyata selalu menyisakan suatu ruang dalam
hatinya, sebuah kegelisahan yang tak berujung. Kegelisahan yang semakin
hari semakin tinggi ditambah permasalahan hidup yang seperti tidak ada
penyelesaiannya akhirnya menggiringnya pada sebuah titik balik untuk
berhijrah, bersyahadah kembali, mengenal kembali Rabb-nya dan
menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslimah.
Peggy menjelaskan semuanya dimulai dengan menjalankan perintah Allah SWT
dalam ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW, yaitu
Iqro, bacalah. Iqro bismi robbika lladzii kholaq, bacalah dengan nama
Tuhanmu yang menciptakan.
Kehidupan Peggy semasa kecil penuh dengan perjuangan kedua orang tuanya,
ayahnya yang bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan pas-pasan
memaksa ibunya untuk menerapkan gaya hidup yang sangat sederhana, tetapi
sang ibu dan ayah selalu menanamkan pendidikan agama yang sangat kuat
kepada anak-anak mereka.
Setelah berusia 12 tahun Peggy memulai karirnya sebagai foto model.
Berkat kedisiplinan dirinya, karirnya cepat melonjak, kerja dengan
profesionalisme yang tinggi selalu menjadi mottonya, sehingga kesuksesan
pun dengan mudah dicapai. Kesuksesan ini mencapai puncaknya ketika ia
akhirnya menikah dengan rekan kerjanya di salah satu perusahaan tempat
dia bekerja.
Merasa sempurna dalam hidup, dan merasa kesempurnaan itu karena hasil
kerja kerasnya membuat Peggy merasa sombong. Setelah tiga tahun
menjalani kehidupan berumah tangga persoalan mulai timbul, Peggy
mengatasi persoalan ini dengan tambah bekerja keras. Terkadang sampai 24
jam dia bekerja sampai-sampai butuh tiga sip asisten yang harus selalu
siap apabila ia butuhkan.
Tapi Allah SWT tidak tidur. Allah SWT menyapa Peggy lewat pemasalahan
hidup yang amat sangat rumit, mulai dari permasalahan rumah tangga,
permasalahan dalam perusahaan yang dia pimpin sampai jatuhnya
bisnis-bisnis yang dia jalani dan mengalami kerugian yang sangat besar.
Seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula, sapaan Allah SWT yang sangat
menyentaknya adalah kesehatan yang selama ini Allah SWT anugerahkan dan
diagunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai aturan Islam, Allah SWT
ambil. Allah SWT beri Peggy penyakit yang pengobatannya memakan waktu
yang lama. Dari persoalan-persoalan yang dia hadapi satu per satu orang
orang yang awalnya dekat dan terlihat mendukungnya menjauh bahkan ada
beberapa yang mengkhianatinya.
Dalam kesendirian itu, seorang Peggy masih merasa sombong, bertekad
bangkit dari semua kejadian, sampai suatu hari dengan niat bangkit dia
datang ke kantor, mengatur segala strategi untuk “menyelesaikan
persoalan hidupnya” termasuk masalah rumah tangganya.
Selama beberapa hari dia tidak meninggalkan kantornya untuk membuat
sebuah peta strategi penyelesaian masalah. Semua rencana yang ada dalam
peta strategi itu dialakukan, tapi lagi-lagi Allah SWT berkehandak lain.
Tidak ada satu pun strategi yang dia lakukan berhasil bahkan makin
membuatnya terpuruk.
Sampai suatu hari ketika dia benar-benar merasa tidak ada lagi yang bisa
dilakukan, akhirnya perlahan-lahan dia membuka Kitabullah, dan mulai
membacanya. Ayat pertama yang terbaca saat itu adalah Qur’an Surat
Ibrahim (14) ayat 1.
“Alif Laam Raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu
(Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
terang-benderang dengan ijin Tuhan (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha
Perkasa, Maha terpuji.”
Dari sinilah akhirnya terbuka pintu hidayah Allah SWT, tersadar bahwa
selama ini jalan yang dia lalui adalah jalan kegelapan. Namun, memulai
hijrah bukan suatu jalan yang mudah, jalan ini tentunya penuh rintangan.
Tapi Peggy selalu berpikir, lebih cepat lebih baik, lebih Islami lebih
baik. Mulailah dia mempelajari agama yang selama ini sudah menjadi
predikatnya sejak lahir tetapi sudah lama tidak dia jalankan dalam
kehidupannya.
Peggy memulai poses hijrahnya dengan menjalan kanapa yang Allah
SWTsukai, salah satunya yang sangat penting adalah berbakti pada orang
tua, kedua orang tua yang selama ini menanamkan nilai-nilai aqidah dan
akhlaq, terutama ibunya yang selama ini bersabar terus menasihatinya
untuk berjalan di jalan Islam, tak pernah putus, walau penuh dengan
argumentasi dan pertengkaran karena pertentangan ibunya selama ini atas
apa yang ia lakukan.
Peggy juga melakukan ibadah-ibadah lain yang selama ini dia tinggalkan,
shalat dengan khusyuk, shaum wajib bahkan sunnah Daud ia lakukan. Hal
lain yang sangat penting ia lakukan dalam menjalani proses hijrahnya
adalah meninggalkan apa-apa yang dia cintai, yaitu pekerjaannya.
Butuh waktu kurang lebih satu tahun untuk Peggy keluar dari lingkaran
bisnis yang selama ini dia bina, keluar dari salah satu team work
bukanlah hal mudah, tapi juga karena pertolongan Allah SWTlah semua
berjalan dengan mulus tanpa hambatan apa pun. Dan akhirnya Peggy pun
memutuskan untuk menutup aurat secara total pada bulan Mei 2012 dan
menggunakan pakaian muslimah yang syar’i.
Setelah proses hijrah ini berjalan, satu per satu Allah SWT selesaikan
permasalahan hidupnya, sehingga dia pun tersadar bahwa Islam adalah
jalan hidup, Islam adalah agama yang sangat logis, sehingga ia pun
tersadar bahwa lebih Islami lebih baik, lebih cepat lebih baik.
Sekarang seorang Peggy menjadikan dirinya sebagai karyawan Allah SWT,
seorang pendekar syiar. Ia mendedikasikan dirinya untuk berdakwah,
dengan bantuan adik-adiknya sebagai tim dakwahnya yang mengatur urusan
administrasi. Peggy saat ini juga aktif dalam sebuah organisasi yang
membantu anak-anak yatim piatu dan kaum ibu yang mengalami kesulitan
dalam proses melahirkan di Gaza, Palestine.
Proses hijrah seorang Peggy Melati Sukma memberikan banyak hikmah dan
inspirasi untuk muslimah di Perth. Tidak sedikit yang menitikan air mata
haru mendengarkan kisahnya.
Pada hari itu, di akhir penuturannya, saat ini ia serahkan hidupnya
kepada Allah SWT yang Maha Pengatur, dengan terus berikhtiar untuk
menjadi hamba Allah SWT yang semakin baik. Ia juga mengatakan untuk
terus mengingatkan dirinya untuk siap melepaskan apa yang dimiliki serta
menyikapi apa yang telah Allah SWTcatatkan dalam Lauh Mahfuz.
“Apa yang ada di dunia akan hilang, tapi Allah SWT tidak akan hilang.”
Semoga Allah SWT menjaga Teh Peggy dan semoga Allah SWT terus memberikan
hikmah dan hidayah-Nya, dan Allah SWT berikan kekuatan untuk selalu
istqomah sampai nanti ajal menjemput kelak. Amiin Allahumma amiin.
Posting Komentar